[BERITA69]

JAKARTA, iNews.id – Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit menular mematikan nomor satu saat ini. Kementerian Kesehatan mencatat terjadi tren peningkatan kasus TBC di Indonesia pada 2023, yakni mencapai 1.060.000. 

Catatan tersebut perlu menjadi perhatian masyarakat. Upaya pencegahan harus dilakukan agar Anda atau keluarga tidak kena penyakit TBC ini. 

Salah satu upaya pencegahan TBC yang bisa dilakukan adalah dengan memperkuat imunitas tubuh. Menurut Dokter Spesialis Paru RSPI Bintaro, dr. Raden Rara Diah Handayani, Sp.P(K), seseorang dengan kekebalan tubuh rendah akan lebih mudah langsung menjadi sakit, begitu juga pada anak di bawah 5 tahun dapat mengalami sakit TB berat. 

“Pada orang dengan kekebalan tubuh yang baik perlu dilakukan pencegahan agar tidak terjadi reaktivasi menjadi sakit TBC,” kata dr Raden Rara dalam pernyataan resminya, belum lama ini. 

Beberapa penelitian di Indonesia menunjukkan 30-50% orang yang kontak serumah dengan pasien TBC telah mengalami infeksi TBC laten dan diprediksi 10-15% akan menjadi sakit TBC atau TB aktif,” 

“Terutama bila mengalami penurunan imun seperti yang terjadi pada penderita HIV yang tidak diobati, DM dengan gula darah tidak terkendali, gizi buruk, dan perokok serta pengguna alkohol,” ungkapnya. 

WHO merekomendasikan bagi mereka yang termasuk dalam kelompok kontak serumah yang telah terinfeksi atau infeksi TB laten untuk diberikan Terapi Pencegahan TB (TPT) berupa beberapa obat seperti rifampentin dan isoniazid selama 3 bulan (disebut 3HP) atau 1 bulan penuh (1HP), atau INH 6 bulan atau 3 bulan INH rifampisin (3 HR).

Selain pencegahan dengan TPT dan vaksinasi, hal yang menjadi penting adalah menjaga kesehatan secara aktif dengan memenuhi kebutuhan gizi yang baik. Kemudian,  menghentikan kebiasaan merokok dan istirahat cukup. 

“Hal yang tidak kalah penting adalah mengontrol penyakit komorbid terutama diabetes melitus (DM) dan HIV dengan pengobatan yang adekuat, serta olahraga rutin,” saran dr Raden Rara. 

Bagi pasien yang terdiagnosis TB, biasanya dokter akan memberikan obat dalam dua tahap yakni insentif dan lanjutan selama 6 bulan, terdiri dari 2 bulan rifampisin, isoniazid,etambutol dan pirazinamid dilanjutkan 4 bulan rifampisin dan pirazinamid (2RHZE/4RH). 

Pada panduan pengobatan TB ada  beberapa hal yang juga penting seperti menjaga kesehatan tubuh dengan nutrisi yang cukup baik. Untuk pemberian obat-obatan imun harus di bawah pengawasan dokter yang merawat karena dipengaruhi kondisi pasien. 

[BERITA69]