Tidak hanya terkenal akan kekayaan alam, industri makanan dan minuman jadi Indonesia juga semakin populer. Salah satunya industri minuman beralkohol yang kian memperlihatkan geliatnya di pasar global. Jika dahulu produk-produk ini hanya dikenal terbatas di dalam negeri, kini tren ekspor menunjukkan peningkatan signifikan, baik dari sisi volume maupun jangkauan pasar.
Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengekspor 4,35 kg minuman beralkohol sepanjang Januari-Juni 2025 dengan nilai mencapai US$7,37 juta. Meski belum sebesar nilai ekspor dari produk lain, hal ini mencerminkan diversifikasi Indonesia dalam pasar perdagangan internasional.
Pasar ekspor minuman beralkohol Indonesia masih didominasi wilayah Asia Tenggara, dengan Malaysia memuncaki daftar. Pada Semester I 2025, Indonesia mengekspor 1,97 juta kg minuman beralkohol ke Negeri Jiran dengan nilai mencapai US$1,6 juta, setara 21,6% dari total nilai ekspor minuman beralkohol.
Di urutan kedua masih dari kawasan ASEAN, ada Thailand dengan berat ekspor mencapai 723 ribu kg senilai US$1,57 juta. China menempati peringkat ketiga dengan ekspor mencapai 294 ribu kg senilai US$602 ribu.
Masih dari Asia, Taiwan menyusul di posisi keempat negara tujuan ekspor minuman beralkohol Indonesia, dengan berat ekspor mencapai 282 ribu kg senilai US$264 ribu. Kembali ke ASEAN, Singapura mengisi urutan kelima dengan berat ekspor 266 ribu kg senilai US$245 ribu, diikuti oleh Timor-Leste dengan 256 ribu kg senilai US$174 ribu dan Australia sebesar 178 ribu kg senilai US$871 ribu.
Kamboja dan Hong Kong sama-sama mencatatkan kinerja ekspor yang lebih lemah, namun tetap signifikan, dengan berat masing-masing sebesar 23 ribu kg dan 21 ribu kg. Terakhir, Uni Emirat Arab melengkapi daftar sepuluh besar dengan ekspor sebesar 18 ribu kg senilai US$502 ribu.
Selain sepuluh negara di atas, Indonesia juga mengekspor minuman beralkohol ke negara lain sebesar 315 ribu kg dengan nilai mencapai US$870 ribu.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) turut mendorong ekspor minuman beralkohol buatan dalam negeri, terutama karena produksi lokal yang berlebihan dan potensi pasar yang besar.
“Kami dorong ekspor, promosikan dan kami branding,” kata Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika, Sabtu (7/12/2024).
Menurutnya, volume produksi minuman beralkohol terus meningkat, dari 320,8 juta liter pada 2022 menjadi 324,1 juta liter pada 2023. Minuman beralkohol golongan A (kadar alkohol kurang dari 5%) jadi yang paling banyak diproduksi, mencapai 194,4 juta liter, diikuti golongan B (kadar alkohol 5-20%) sebesar 118,1 juta liter dan golongan C (kadar alkohol di atas 20%) sebesar 11,6 juta liter.
Kemenperin turut menegaskan bahwa berakhirnya pembatasan Covid-19 membuat permintaan akan minuman beralkohol meningkat.
“Ini mengindikasikan bahwa produk kita bisa bersaing dan disukai pasar global,” tuturnya.
Baca Juga: Cek Data Perilaku Konsumsi Minuman Beralkohol di Indonesia
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/publication/2025/08/29/aa76d78842eb6478c04ab6e6/statistik-perdagangan-luar-negeri-bulanan-ekspor–juni-2025.html
https://www.antaranews.com/berita/4518256/kemenperin-buka-lebar-keran-ekspor-minuman-alkohol