[BERITA69]

“Titik ini bisa diberdayakan, fungsi ekologis tetap ada dan malah diperkuat, tempat terbuka untuk bermain dan olahraga jadi ada. Sedih juga kalau lihat anak-anak main di aspal,” imbuhnya.  

Salah satu warga, Agus, menceritakan rawa di tengah permukiman tersebut awalnya merupakan lapangan bola yang dikenal dengan Lapangan Cobra, nama yang tetap digunakan meski lahannya sudah berubah menjadi rawa.

“Ini dulu lapangan, namanya Lapangan Cobra. Sekarang jadi rawa yang airnya enggak ngalir. Airnya tidak pernah kering meskipun kemarau, tapi pas musim hujan, banjirnya bisa sampai segini,” ujar Agus sambil menunjuk lutut kakinya.

Ridwan Kamil kemudian menegaskan pendekatan pembangunan yang humanis, mulai dari mendengarkan keluh-kesah warga, mencari solusi secara kreatif dan tanpa mengorbankan warga setempat, serta melibatkan masyarakat dalam implementasi kegiatan.

“Membangun Jakarta tidak melulu memindahkan. Kita bisa merapikan, di luar negeri istilahnya kampong improvement. Waktu saya gubernur Jabar, saya ada program renovasi, nyaris 200 ribu rumah kita tata tanpa memindahkan warga,” tutupnya.

Editor: Rizky Agustian

[BERITA69]