[BERITA69]

JAKARTA, iNews.idKhutbah Jumat singkat terbaru bertema bahaya judi online masyarakat dan agama berikut ini bisa dijadikan referensi khatib untuk disampaikan ke jemaah dalam shalat Jumat.

Pemerintah saat ini gencar memerangi dan memberantas judi online yang telah menyasar semua segmen. Bukan hanya kalangan orang tua, anak-anak pun terpapar judi online.

Dalam pandangan agama, judi sangat dilarang dan merupakan perbuatan setan yang harus dijauhi.

Persoalannya, judi selalu membawa korban. Alih-alih kekayaan, yang muncul justru kemiskinan. Alih-alih hidup tenang dan mapan, yang lahir justru kriminalitas, cekcok, hingga kematian.

Islam pun melarang keras dan mengharamkan perbuatan judi, apa pun bentuknya. Larangan tersebut ditegaskan dalam Al Quran. Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji, termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kalian mendapat keberuntungan. (QS. Al Maidah: 90).

Dalam ayat tersebut, Allah SWT melarang keras hamba-hamba-Nya yang beriman untuk mengundi nasib atau judi. Sebab itu merupakan perbuatan setan.

Nah, berikut ini teks khutbah Jumat di akhir Bulan Dzulhijjah tentang bahaya judi dilansir iNews.id dari laman pwmjateng.

Khutbah Jumat Singkat Terbaru

إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرْهُ وَنَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِي اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهدُ أَنْ لاَ إَلَهَ إِلاّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ
بَعْدَهُ.

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى رَسُوْلِ اللَّهِ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ وَلآَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَ اللَّهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ.

قَالَ تَعَالَى: يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ. قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اتّق لله حيث ما كنت وأتبع السيّئة الحسنة تمحوها وخالق الناس بِخُلُقٍ حسنٍ

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala,

Marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya kepada kita, di antaranya nikmat sehat dan sempat, terutama nikmat iman, Islam. Selawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Saw., beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Saudara-saudara seiman yang dimuliakan Allah, kita harus sadar bahwa hidup di dunia ini hanya sementara. Setiap orang pada akhirnya akan meninggalkan dunia ini. Sayangnya, masih banyak di antara kita yang terlalu sibuk dengan urusan dunia, seolah-olah lupa bahwa kehidupan ini tidaklah abadi. Kadang kita berharap mendapatkan sesuatu, tetapi harapan itu tidak selalu terwujud seperti yang kita bayangkan. Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an:

وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

“Dan kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS. Ali ‘Imran: 185)

[BERITA69]