[BERITA69]

Pertama, pastikan tekanan udara di setiap ban sesuai dengan rekomendasi pabrikan. Tekanan udara yang kurang atau berlebih dapat memengaruhi kinerja ban dan meningkatkan risiko aquaplaning. 

Kedua, pengendara perlu memeriksa kedalaman tapak pada setiap ban karena tapak yang aus dapat mengurangi traksi dan meningkatkan risiko kehilangan kendali, terutama saat melintasi jalanan basah. 

“Caranya, adalah dengan melihat Tread Wear Indicator (TWI) yang dapat ditemukan pada dinding ban. Jika tanda segitiga TWI sudah menyentuh tapak ban, maka ban harus segera diganti,” kata Ahmad Juweni.

Ketiga, kurangi kecepatan saat berkendara di jalan basah. Semakin tinggi kecepatan, semakin besar gaya angkat yang terjadi pada ban sehingga semakin mudah ban tergelincir di atas air. 

Ketika hujan, disarankan pengendara untuk mengurangi kecepatan setidaknya 10 km/jam dari kondisi normal. Perlu diketahui, kecepatan yang lebih rendah memberikan lebih banyak waktu bagi ban mengalami kontak dengan permukaan jalan, meningkatkan traksi, dan mengurangi risiko hilang kendali. 

Keempat, ketika berkendara dalam kondisi hujan melintasi genangan air yang terlalu dalam dan jalur dengan air yang mengalir deras. Hal ini dapat meningkatkan risiko aquaplaning. Sebaiknya, pilih jalur di tengah jalan yang biasanya memiliki kedalaman air lebih rendah, sehingga traksi ban dapat tetap optimal.

Editor: Dani M Dahwilani

[BERITA69]