Indikasi Geografis, Kunci DJKI Dongkrak Nilai Produk Lokal Indonesia BERITA 69
[BERITA69]
Tak hanya itu, DJKI secara umum di tahun 2024 mampu meningkatkan permohonan KI secara signifikan. Razilu menuturkan, hingga periode 30 November 2024 terjadi peningkatan permohonan, yaitu untuk hak cipta sebanyak 151.197 permohonan; desain industri sebanyak 6.769 permohonan; merek sebanyak 130.253 permohonan; paten sebanyak 13.614 permohonan; kekayaan intelektual komunal sebanyak 890 permohonan; DTLST sebanyak 9; rahasia dagang sebanyak 35. Adapun jumlah keseluruhan permohonan sebanyak 302.822 permohonan, sedangkan pada tahun 2023 sebanyak 255.764 permohonan KI. Jumlah ini akan terus bertambah sampai dengan akhir Desember nanti.
Tema Hak Cipta dan Desain Industri tahun 2025
Pada 2025, DJKI mencanangkan tahun tematik bagi jenis KI berupa Hak Cipta dan Desain Industri. Razilu mengatakan pemilihan tahun tematik bagi Hak Cipta dan Desain Industri tidak terlepas dari semangat DJKI dalam mendukung semangat Asta Cita Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Di mana dalam Asta Cita ke-3 terkait dengan ‘Industri Kreatif’.
“Salah satu backbone industri/ekonomi kreatif adalah Kekayaan Intelektual, khususnya pada karya cipta dan kreasi. Sehingga diharapkan dengan ditetapkannya tahun Hak Cipta dan Desain Industri mampu mendorong industri kreatif pada umumnya dan meningkatkan daya saing inovasi dan ekonomi pada khususnya,“ ucapnya.
Dirjen Razilu, menjelaskan, sekurangnya terdapat lima program yang siap digulirkan tahun depan, “Yaitu, Pencanangan Kawasan Karya Cipta, Pencanangan Kawasan Desain Industri, Bulan Edukasi Hak Cipta, DJKI to Campus, sekolah, pesantren dan lain-lain, dan sosialisasi,” tutur Razilu.
Menurut mantan Inspektur Jenderal Kemenkumham ini, pihaknya akan meminta pemerintah daerah di 33 provinsi untuk mengidentifikasi mana Kawasan Karya Cipta, Mana kawasan Desain Industri. Dengan program kawasaan ini diharapkan akan lebih efektif dalam meningkatkan kesadaran pentingnya Mendaftarkan Kekayaan Intelektual (KI).
“Kami mengangkat kembali Hak Cipta sebagai tema karena memang cakupannya luas, mulai dari performance, alih wahana karya seni itu ada hak ciptanya, dan banyak lagi,” ujar Razilu.
Untuk program Bulan Edukasi Hak Cipta, DJKI mendatangi sekolah dan kampus-kampus dan mengadakan berbagai kegiatan, seperti seminar sebagai salah satu cara sosialisasi tentang Hak Cipta dan Kekayaan Intelektual.
Saat ini, DJKI telah membentuk delapan komisi. Pembentukan komisi-komisi ini melalui evaluasi kinerja dan untuk mengakselerasi dengan semangat Asta Cita-nya Presiden Prabowo Subianto. “Kami juga punya program setiap Senin ada narasi tunggal yang diviralkan melalui berbagai platform digital untuk menyosialisasikan pentingnya terus berkreasi yang terlindungi,” kata Razilu.
Seluruh program yang dicanangkan tentunya untuk mencapai target, yaitu meningkatkan jumlah hak cipta yang dicatatkan, meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat. “Perlu kami sampaikan juga, saat ini untuk mencatatkan Hak Cipta sangat mudah. Karena kami sudah punya aplikasi untuk pendaftaran hak cipta, tinggal mengisi, dalam tiga menit selesai. Ini upaya luar biasa,” ujar Razilu.
Menurut Razilu, upaya luar biasa yang dilakukan Ditjen HKI sebagai salah satu cara untuk membangun ekosistem HKI. “Hak Kekayaan Intelektual itu punya ekosistem, terdapat tiga pilar yang menjadi ekosistem HKI: kreasi, proteksi, utilisasi atau komersialisasi,” tuturnya.
Agar ekosistem ini terbangun perlu kerja sama lintas sektoral. “Kita gandeng bersama agar HKI ini menjadi poros ekonomi baru,” ucapnya.
Editor: Anindita Trinoviana
[BERITA69]
Tinggalkan Balasan