8 Bahasa dengan Jumlah Kata Paling Banyak

Daftar bahasa yang memiliki kata-kata paling banyak sebetulnya bukanlah satu hal yang pasti. Hal tersebut dikarenakan bahasa terus berkembang dan bergantung pada cara penghitungan.Tetapi beberapa bahasa menonjol karena kosakatanya yang sangat banyak. Berikut ini 8 bahasa yang memiliki jumlah kosakata paling banyak di dunia. 

Bahasa dengan Jumlah Kata-kata Paling Banyak di Dunia

Bahasa dengan Jumlah Kata-kata Paling Banyak di Dunia
Bahasa dengan kosa kata terbanyak | GoodStats

1. Bahasa Arab – 12 Juta Kata

Bahasa Arab adalah bahasa yang punya kata-kata paling banyak di dunia yang memiliki jumlah kata sekitar 12,3 juta kata. Hal tersebut berasal dari sistem akar kata yang sangat fleksibel sehingga memungkinkan variasi tak terbatas dari akar kata utama. Selain itu, kosakata bahasa Arab juga diperluas melalui literatur klasik dan istilah keagamaan yang beragam.

2. Bahasa Korea – 1,1 Juta Kata

Bahasa Korea memiliki lebih dari 1,1 juta kata. Angka ini diketahui berasal dari kamus resmi dan kumpulan kata luas Bahasa Korea. Ditambah lagi, kosakata teknis, ilmiah, dan istilah budaya populer modern (seperti K-Pop dan teknologi Korea) membuat bahasa ini semakin kaya.

3. Bahasa Inggris – 1 Juta Kata

Bahasa Inggris diperkirakan memiliki lebih dari 1 juta kata. Sebagai bahasa global, Inggris banyak menyerap kosakata dari bahasa lain (Latin, Prancis, Jerman, Yunani, dan seterusnya).

Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, media, hingga hiburan internasional juga menjadikannya salah satu bahasa dengan pertumbuhan kosakata tercepat.

4. Bahasa Jepang – 500.000 Kata

Bahasa Jepang memiliki sekitar 500.000 kata, termasuk kata serapan dan istilah teknis. Sistem tulisan yang kompleks berupa kombinasi kanji, hiragana, dan katakana turut berkontribusi pada komplektivitas dan keragaman kosakata.

5. Bahasa Rusia – 500.000 Kata

Bahasa Rusia juga diperkirakan memiliki 500.000 kata. Dengan sistem morfologi yang kuat, satu akar kata sehingga memungkinkan pembentukan kata turunan dan derivasi dalam jumlah besar.

6. Bahasa Mandarin – 370.000+ Kata

Bahasa Mandarin dikenal sebagai bahasa dengan karakter Hanzi yang memungkinkan terbentuknya banyak kombinasi kata. Diperkirakan terdapat lebih dari 370.000 kata dalam bahasa ini. Sistem tulisannya yang logografis memberikan fleksibilitas besar dalam menghasilkan kosakata baru dalam Bahasa Mandarin.

7. Bahasa Jerman – 300.000 – 500.000 Kata

Bahasa Jerman dikenal dengan ciri khasnya yang unik: kemampuan membentuk kata majemuk panjang. Hal ini memungkinkan jumlah kosakatanya berkembang pesat. Diperkirakan jumlah kata dalam bahasa Jerman mencapai 300.000 hingga 500.000 kata, tergantung sumber yang digunakan.

8.Bahasa Spanyol – 400.000 Kata

Bahasa Spanyol memiliki sekitar 400.000 kata. Sebagai bahasa resmi di lebih dari 20 negara dan digunakan oleh ratusan juta penutur, Spanyol terus memperkaya kosakatanya dengan serapan dari bahasa lokal, istilah modern, dan perkembangan global.

Faktor Pengaruh Bahasa dengan Banyak Kosa Kata

  • Pengaruh Budaya dan Sejarah

Bahasa yang berkembang di wilayah dengan banyak pengaruh budaya atau sejarah panjang cenderung mempunyai jumlah kata yang cukup besar karena banyak kosa katanya yang diadopsi langsung dari bahasa lain.

Misalnya, bahasa Inggris yang sempat dipengaruhi Latin, Yunani, Prancis, hingga bahasa-bahasa Asia, akhirnya menyerap ribuan kata baru dari berbagai periode sejarah.

Begitu pula bahasa Arab, yang sejak berabad-abad menjadi bahasa perdagangan, agama, dan ilmu pengetahuan di Timur Tengah serta Afrika Utara, sehingga menyerap dan melahirkan banyak kosakata unik.

Bahasa yang terpapar banyak budaya asing biasanya punya kosakata lebih beragam dibanding bahasa yang relatif homogen secara sejarah dan budaya.

  • Kemampuan Membentuk Kata Baru

Bahasa-bahasa dengan kemampuan khusus morfologis tinggi atau kebiasaan menciptakan kata baru dari gabungan kata-kata lama biasanya cenderung memiliki jumlah kata yang besar.

Contoh paling jelas adalah bahasa Arab dengan sistem akar kata triliteral yang memungkinkan lahirnya puluhan variasi kata hanya dari tiga huruf dasar. Bahasa Jerman juga dikenal produktif dalam membuat kata majemuk panjang dari gabungan kata-kata sederhana.

Bahasa Indonesia pun memiliki kemampuan serupa melalui imbuhan seperti prefiks, sufiks, konfiks yang bisa mengubah satu kata dasar menjadi banyak bentuk baru, meskipun dalam jumlah tidak sebesar Arab atau Jerman. Semakin tinggi fleksibilitas morfologinya, semakin cepat kosakata suatu bahasa berkembang.

  • Dokumentasi dan Kamus Resmi

Banyak atau sedikitnya kosakata yang tercatat juga sangat bergantung pada upaya dokumentasi. Bahasa yang memiliki tradisi leksikografi (penyusunan kamus) panjang akan terlihat lebih kaya karena setiap kata yang pernah digunakan, termasuk kata lama atau arkais, tetap disimpan dalam daftar resmi.

Bahasa Inggris memiliki Oxford English Dictionary (OED) yang terus diperbarui, mendokumentasikan tidak hanya kata modern, tetapi juga kosakata kuno dan slang. Bahasa Arab juga memiliki banyak kamus klasik yang mencatat jutaan kata, termasuk istilah keagamaan, sastra, dan filsafat.

Sebaliknya, bahasa yang belum memiliki kamus nasional yang komprehensif atau dokumentasi lengkap akan tampak memiliki kosakata lebih sedikit, meskipun dalam praktik sehari-hari bisa jadi banyak kata tidak tercatat.

Di Indonesia, misalnya, jumlah kosakata dalam KBBI yang “hanya” sekitar 127 ribu belum mencerminkan seluruh kekayaan bahasa Nusantara, karena masih banyak kosakata dari ratusan bahasa daerah yang belum sepenuhnya masuk.

  • Istilah Teknis dan Khusus

Kebutuhan bidang tertentu seperti ilmu pengetahuan, teknologi, agama, maupun seni juga menjadi faktor penting dalam memperluas kosakata. Bahasa yang digunakan secara dominan dalam sains dan teknologi, seperti bahasa Inggris, berkembang sangat cepat karena harus terus menciptakan istilah baru untuk menggambarkan temuan, teori, dan inovasi.

Bahasa Arab pada masa keemasan Islam juga pernah mengalami hal serupa, ketika menjadi bahasa utama filsafat, kedokteran, matematika, dan astronomi. Begitu juga bahasa Sanskerta yang kaya istilah keagamaan dan sastra klasik.

Semakin luas bidang penggunaan bahasa, semakin banyak pula kosakata yang tercipta. Hal ini menjelaskan mengapa bahasa global dengan fungsi internasional biasanya punya kosakata lebih besar dibanding bahasa lokal yang penggunaannya terbatas.

Baca juga: Bahasa Indonesia Masuk 10 Besar Penutur Terbanyak Dunia